Articles

Open AI beralih dari Next.js ke Remix, Kenapa?

3 min read

Thu, 05 Jun 2025

Thumbnail

Dulu salah satu alasan saya memilih Next.js adalah karena Open AI menggunakannya untuk website mereka, kemudian belum lama ini saya beralih ke remix karena alasan pribadi. Mendengar kabar bahwa Open AI juga mengganti framework website mereka ke Remix membuat saya sedikit kaget dan senang. Saya penasaran apa alasan mereka, dan saya senang karena apa yang saya pilih ternyata bisa dipercaya oleh perusahaan tech sekelas Open AI untuk menyajikan produk mereka ke dunia! 

Yang saya ketahui, Remix masih sangat muda umurnya, masih banyak aspek yang sedang dikembangkan dan komunitasnya belum seramai Next.js. Walau Remix membawa pendekatan baru di era React dengan mengembalikan interaksi form ke cara kerja bawaan browser (uncontrolled forms), meninggalkan controlled components, sehingga lebih optimal dan mendukung progressive enhancement, fakta bahwa Remix masih belum banyak diminati membuat saya sedikit kurang senang. Dan kabar menyenangkan dari Open AI melegakan saya, dan saya jadi percaya.

Disini saya akan mencari tahu apa yang terjadi, apa alasan mereka, dan wawasan apa yang bisa kita dapat dari beberapa sumber. Mari kita eksplor!

Ryan Florence mengumumkan New App Remix di platform X

Ryan Florence, Co-creator dari React Remix, membuat sebuah utas di platform X pada 4 September 2025 bahwa remix kedatangan aplikasi baru, dan itu adalah chatgpt.com. Ini cukup menggemparkan, semua orang bertanya dan penasaran.

Utas ini jelas jadi berita besar dan pertanyaan semua orang adalah Why? ...

Remix lebih cocok untuk kebutuhan OpenAI

Dilansir dari salah satu artikel Medium.com dengan judul "Why Did OpenAI Break Up with Next.js and Date Remix Instead?" yang ditulis oleh Crealogic. Remix hadir seperti jawaban untuk OpenAI yang merasa Next.js sudah tidak cocok bagi kebutuhan mereka yang semakin kompleks. Poin-poin yang menjadi alasan adalah sebagai berikut:

1. Masalah Performa

Next.js adalah framework yang sangat pandai membantu website menggapai SEO, namun kurang cepat untuk menangani data yang kompleks, poin ini yang membuat OpenAI melambat. Di sisi lain, Remix punya keunggulan di kecepatan. Remix bekerja dengan pendekatan server-first, yaitu melakukan render di sisi server dan hanya mengirim beberapa kode javascript ke sisi client. Terobosan ini membuat Remix datang dengan slogan mereka, "Less Javascript, More Speed".

2. Masalah Skalabilitas

Ketika Open AI sudah memiliki transfer data yang masif, kompleksitas bertambah dan menuntut mereka untuk melakukan Scaling. Walau Next.js memiliki getServerSideProps untuk fetching data, namun tidak cukup untuk kebutuhan Open AI. Dan disini Remix datang dengan loader dan action, yang bekerja sangat gesit, sederhana, dan instant.

3. Overhead

Next.js sangat bergantung dengan client-side Javascript. Ini membuat source-code jadi lebih padat dan banyak. Bahkan ini menyebabkan beban website jadi lebih berat dan kompleks. Lagi-lagi Remix memberikan jawaban dengan kode yang dapat lebih singkat, dan malah lebih cepat. Pendekatan server-first infrastructure yang dikombinasikan dengan caching yang kuat dan data-fetching yang tangguh membuat traffic tinggi bisa ditangani Remix dengan lancar. Bagi OpenAI, ini adalah emas karena banyaknya akses user ke layanan mereka.

Next.js dan Remix punya jalan yang berbeda

Remix dengan Next.js itu seperti kapten kapal yang punya isi kepala yang berbeda. Mereka sama hebatnya, sama kuatnya, tergantung bagaimana cara main yang ingin dipakai. 

Next.js seperti kapten yang pandai membantu kita sehingga pekerjaan kita lebih mudah. Next.js sangat membantu dengan segala otomasinya, bahkan banyak orang yang sampai bilang bahwa Next.js punya magic di belakang layar. Untuk website yang mengutamakan SEO, tidak mempunyai kebutuhan yang kompleks, dan sudah melekat dengan ecosystem yang disediakan Next.js, maka pilihan yang tepat adalah tetap bersama Next.js

Di sisi yang bersebrangan, Remix seperti kapten yang mengajak kita berpetualang, mengajarkan banyak hal, membuat pekerjaan jadi jelas dan lebih mudah dikenali. Real-time data fetching dapat ditangani dengan mudah. Remix juga mengajak kita menatap masa depan yang mengenalkan serverless deployment, membuat kita jadi lebih siap dengan hal baru. Dan jelas, Remix juga membawa website dapat berlari lebih ringan dengan client-side javascript yang lebih sedikit.

Akhirnya, Ini bukan kejutan

Dapat disimpulkan bahwa perpindahan Open AI dari Next.js ke Remix bukan hanya sekedar iseng, tapi karena kebutuhan dan visi masa depan. Mereka butuh framework yang kuat untuk traffic tinggi dan dapat menangani kebutuhan skalabilitas mereka. 

Jika Remix bisa dipercaya perusahaan besar seperti OpenAI, itu berarti sekarang adalah waktu yang tepat untuk kita memberikan perhatian ke Remix juga.

OpenAI

Remix

Nest.js

What is your thought?

Other Responses

No one responding yet

Other Articles

Migrasi dari Next.js ke Remix: Catatan Pribadi dan Perbedaan yang Terasa

Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Next.js dalam proyek-proyek saya ke depan. Keputusan ini bukan dilatarbelakangi oleh masalah teknis, performa, atau pengalaman pengembangan yang buruk. Justru sebaliknya, selama menggunakan Next.js, saya cukup menikmati kematangannya sebagai framework, dokumentasi yang luas, serta ekosistem yang mendukung. Namun keputusan ini lebih didasarkan pada pertimbangan pribadi, khususnya menyangkut nilai dan sikap. 

Saya melihat postingan CEO Vercel di platform X yang secara terbuka memperlihatkan dukungannya terhadap Israel dalam konflik yang berlangsung saat ini. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin bisa dipisahkan dari urusan teknologi, tapi bagi saya pribadi, ada batas yang tidak bisa saya anggap netral. Saya tidak ingin membangun proyek yang bergantung pada platform yang didukung oleh orang-orang yang nilai dan sikap politiknya bertentangan dengan hati nurani saya. Saya sadar, keputusan seperti ini tidak akan mengubah dunia, tetapi setidaknya saya bisa menjaga konsistensi dalam hal kecil yang bisa saya kendalikan. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi alternatif, saya memutuskan untuk mencoba Remix. 

Framework ini tidak serta-merta menggantikan semua kemudahan yang saya dapatkan dari Next.js, tapi ada banyak hal menarik yang saya temukan selama proses migrasi. Hal pertama yang terasa berbeda adalah pendekatan Remix terhadap data fetching. Remix memaksa saya untuk lebih sadar terhadap bagaimana data bekerja di web. Konsep loader dan action membuat saya harus memahami kapan data dibutuhkan, dari mana ia diambil, dan bagaimana ia dikirimkan kembali. Semua itu dilakukan melalui prinsip-prinsip HTTP yang lebih murni. Jika sebelumnya saya terbiasa mengatur API route tersendiri di Next.js untuk hampir semua hal, Remix justru membawa saya untuk lebih menghargai permintaan dan tanggapan HTTP secara langsung. 

Salah satu hal yang cukup menyenangkan dalam Remix adalah bagaimana form bekerja. Remix membuat saya kembali ke pendekatan klasik, di mana formulir dikirim ke server tanpa harus membuat permintaan JavaScript khusus. Proses seperti ini terasa sederhana, jelas, dan langsung. Dalam banyak kasus, saya tidak lagi harus menulis kode JavaScript tambahan hanya untuk mengirim form atau menangani validasi awal. Hal-hal seperti ini yang awalnya terasa “ketinggalan zaman” justru menjadi menyegarkan, karena saya bisa fokus pada alur kerja dan pengalaman pengguna tanpa terganggu oleh lapisan-lapisan tambahan yang kadang tidak perlu

Namun tentu saja, tidak semua hal di Remix terasa lebih baik. Beberapa proses yang sebelumnya otomatis di Next.js kini harus ditangani manual. Misalnya dalam pengelolaan metadata halaman, optimasi gambar, atau pengaturan route dinamis yang lebih kompleks. Di Remix, hal-hal seperti itu membutuhkan pemahaman tambahan dan waktu lebih untuk diimplementasikan dengan benar. Selain itu, dokumentasi Remix memang belum setebal dan seberagam dokumentasi Next.js. Saat menghadapi kasus-kasus yang tidak umum, saya kadang harus benar-benar membaca kode sumber atau bereksperimen sendiri untuk menemukan pendekatan yang tepat. 

Komunitas Remix juga belum sebesar komunitas Next.js. Ini bukan sesuatu yang sepenuhnya negatif, tapi cukup berpengaruh ketika saya butuh rujukan cepat atau ingin melihat praktik terbaik yang sudah umum digunakan. Di Next.js, hampir semua masalah umum sudah pernah dibahas di forum, GitHub issues, atau Stack Overflow. Sementara di Remix, saya lebih sering menemukan ruang kosong yang harus diisi dengan uji coba sendiri. 

Meski begitu, ada satu hal yang terasa kuat di Remix: framework ini punya pendirian. Ia tidak mencoba menjadi segalanya untuk semua orang. Remix punya filosofi yang cukup jelas — membangun aplikasi web yang menghormati browser, memanfaatkan standar web, dan memperlakukan server bukan sekadar backend, tapi bagian utama dari alur kerja. Bagi saya yang cenderung mengutamakan “rasa” saat menulis kode, pendekatan ini memberi ruang untuk kembali merasakan mengapa saya membangun sesuatu, bukan sekadar bagaimana saya membangunnya. 

Migrasi ini tidak membuat saya menjadi orang yang anti terhadap Next.js, apalagi terhadap ekosistem Vercel secara teknis. Tapi saya merasa lebih tenang dan lebih sejajar dengan pilihan saya sendiri. Remix mungkin belum sepopuler Next.js, tapi ia menawarkan cara pandang yang menarik, sekaligus mengingatkan saya bahwa membangun web bukan hanya soal performa atau SEO, tapi juga soal pilihan-pilihan kecil yang selaras dengan prinsip pribadi.

  • Next.js
  • Remix
  • Framework
  • Migrate